Aku Ingin (Fiction)
Sebut saja aku Senja . Aku masih terdiam sepi. Duduk menikmati sore itu didepan jendela kamar yang langsung menghadap kearah danau. Pikiranku kembali menerawang pada saat beberapa waktu lalu. Potret dalam pasir, pikirku. Saat itu tak ada orang lain yang tau. Aku pun tertawa kecil. Mengingat betapa bodohnya tindakanku itu. Suatu hal yang tak ada gunanya. Waktu menunjukkan pukul 18.00. Matahari pun terbenam, digantikan oleh sosok bulan dan bintang yang bermunculan dan siap menerangi malam. Menemani malam. Begitulah kisah antara malam dan siang. Mereka tak pernah bisa bersatu. Hanya bisa bertemu pada satu waktu yaitu pada saat senja.. senja yng merupakan perantara antara siang dan malam. Baiklah, kututup jendela sore itu. Kuhempaskan tubuhku pada sofa seraya kupejamkan kedua mataku. Mata yang tak pernah lelah memandang indahnya karya karya ciptaan Tuhan. Terlebih karya Tuhan yang saat ini sedang kuperjuangkan. Haha? Apa itu ? Entahlah. Aku hanya bercanda.. tapi memang.. ada seseorang