MIMPI DAN IMPIAN
MIMPI dan IMPIAN
Oleh : Rizky Amalia.
Suara gemuruh terdengar ditelinga seakan memperingatkan bahwa hujan sedang marah. Kupandangi jendela yang perlahan dibasahi oleh rintikan hujan tersebut. Rasanya dingin. Sedingin hati ini.
Aku masih terdiam sepi. Duduk seorang diri hanya ditemani laptop dan secangkir kopi. Kutulis terus apa yang ada dipikiranku, kata demi kata kutulis terus hingga menjadi tulisan indah yang hanya bisa kusimpan dalam laptop kesayanganku.
“ indaah.. “ – ucap kak dias dari depan pintu kamarku
“ apa kaaaak “ – jawabku sambil terus menatap layar laptop
“ belajar, jangan nulis mulu. “ – ucap kak dias
“ ini juga lagi belajar kok. “ – jawabku dengan santainya
“ mana belajar. Ndah, udah deh. Berhenti kayak gini mulu. Mau sampe kapan? Sekolahmu tuh urusin. lagi ujian juga “ – jawab kak dias
“ sampe mesin cuci bilang mesin cuci butuh noda kak, baru aku berenti. “ – ucapku
Aku lelah, dan sangat lelah. Bukan lelah menulis. Aku hanya lelah dengan hidupku yang seperti ini. Kututup mataku sambil kurebahkan kepala diatas bantal kesayanganku.
***
“ ndah, nih ada lomba nulis. “ – ucap santi
“ males. Palingan juga gak menang lagi, capek aah “ – jawabku sambil melempar pamphlet yang dibawakan santi
“ dicoba dulu ndaaah, kamu mah cepet banget putus asa asih. Nyoba aja belum “ – jawab santi
“ santi sahabat indah tersayang, kamu kan tau udah seberapa sering aku ikut gini ginian tapi ga ada hasilnya. Udah ah capeek. Bener kata kak dias kayaknya, punya mimpi jadi penulis itu emang gak realistis. Apalagi sampe mimpi jadi penulis macem jk rowling, oh God that’s too high darling. “ - jawabku
“ jelas aja gak pernah kesampean. Karna kamu Cuma bermimpi ndah. “ – jawab santi
“ maksud kamu ? “ – jawabku sambil menatap dalam dalam wajah santi
“ ndah, bermimpi sama impian itu beda. Kalo kamu Cuma mimpi, jelas ga akan kesampean. You’re just dreaming, not doing something. ketika kamu bilang kamu Cuma bermimpi, yaudah Cuma mimpi aja, abis itu kamu bangun gak ada yang berubah. Semua memang hanya mimpi. Tapi kalo impian, adalah sesuatu yang ingin kamu capai. Sesuatu yang sangat kamu damba dambakan. Ketika kamu punya impian, dan kamu taro terus disini, dihati dan pikiran kamu. otomatis alam bawah sadar kamu akan ikut terpacu dan mengarahkan kamu untuk bisa sampe ke impian kamu itu. Itu yang membedakan orang yang Cuma bermimpi dengan orang yang punya impian. Karna orang yang punya impian akan lebih optimis dalam ngejalanin hidupnya ndah. “ – ucap santi
Aku hanya terdiam mencoba mencerna kata kata santi. Santi memang sahabatku yang paling baik, dia selalu ada untukku. Selalu mensupportku dan tak pernah meninggalkanku.
“ heh, udah jangan bengong. Mending skarang kamu siapin tulisan terbaik kamu. terus kasih ke aku nanti aku edittt. Dan kita kirim kesitu. “ – ucap santi
“ makasihhhhh sahabat sekaligus editor kesayangannkuu “ – ucapku sambil memeluk indah
Setelah memikirkan kata kata santi yang memang ada benarnya juga, Akupun mencoba untuk menyiapkan tulisan terbaikku yang rencananya akan kukirim ke penerbit yang direkomendasikan santi.
Hari demi hari kulewati, aku focus menyelesaikan novel keduaku yang memang sudah jadi dari beberapa bulan lalu. Aku hanya merevisi beberapa bagian cerita sebelum akhirnya aku berikan ke santi untuk di edit olehnya.
“ nih , udah aku revisi. “ – ucapku sambil memberikan flashdisk ke santi
“ okesip. Gitu dong, ini baru namanya sahabat santiiiiii “ – jawab santi sambil mencubit pipikuu
“ santiiiiiiii. Sakittttttttt ihh “ – ucapkuu setengah berteriak.
Disisi lain, santi pun mencoba untuk mengedit softcopy tulisan yag diberikan oleh indah. Santi memang suka sekali membaca tulisan tulisan indahnya indah. Karna menurut santi, tulisan indah memiliki cirri khas tersendiri yang ketika dibaca seolah olah pembaca dibawa masuk kedalam dunianya.
Setelah selesai mengedit, santi pun segera mengirimkan file tersebut ke email penyelenggara lomba. Dan mengambil ponselnya lalu mengetik sebuah pesan ke indah
To: indah my besties (628788039xxx)
“ haiii, novel syudah aku kirim yah. Semoga menang indah sayaang :* “
Sent to indah my besties Succesully.
Sejak itu, aku semakin percaya diri dengan tulisan tulisanku. Semenjak santi menjelaskan tentang mimpi dan impian. Santi membuka pandanganku dan mengubah paradigmaku tentang mimpi. Aku semakin terpacu untuk mewujudkan impianku. Aku ingin menjadi seorang penulis novel seperti JK Rowling yang reward nya diberikan untuk disumbangkan kepada panti asuhan. Aku juga sangat ingin bisa masuk perguruan tinggi favouriteku yaitu Universitas Indonesia dan mengambil jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Yah setidaknya itulah jurusan yang paling mendekati dengan hobby menulisku. Kemudian melanjutkan Master ku di Oxford University, yeaahh England. Aku bener bener pengen banget kesana, tentu tidak hanya sekedar kuliah. tapi juga bisa sekaligus bertemu dengan penulis favouriteku, siapa lagi kalau bukan JK Rowling.
Ah baiklah, membicarakan impianku memang tak akan pernah ada habisnya. Lebih baik sekarang aku belajar karna besok aku harus ujian.
***
Koridor sekolah, depan kelas
“ santiiiiiii.. “ – ucapku setelah ujian usai
“ hai, gimana ujian nya? Tau gak? Hampir aja aku lupa kasih tau kamu kalo pengumuman pemenang lomba novel itu nanti malem jam 10. Gimana kalo kamu nginep dirumahku dan kita buka web nya bareng bareng ? “ – jawab santi
“ hemm.. boleeeh heheheh yaudah yuk makan , laper aku sannn “ – jawabku sambil merangkul santi menuju ke kantin
Hari itu waktu terasa begitu cepat, aku sudah berada dirumah santi sekarang. Jarum jam tepat berada diangka 9.25 pm , aku sudah tidak sabar ingin melihat pengumuman lomba nulis tersebut. Ada rasa degdegan dalem hatiku yang bikin aku jadi sedikit gelisah.
“ ngapain bengong? Gih buka webnya “ – ucap santi yang heran melihatku melamun didepan laptop yang masih tertutup.
Melihat aku tak berkutik, akhirnya santi yang membuka web nya. Dan beberapa detik kemudian diapun menutup laptopnya dengan wajah murung.
“ kenapa? Gak ada namaku ya disitu? Kan uda aku bilang pasti gabakal menang san. Aku kan hanya penulis amatiran. “ – ucapku sambil merebahkan tubuhku diatas kasur dan membiarkan santi tetap duduk didepan laptopnya. Akupun memejakmakan mata, ada sedikit rasa kecewa dalam hatiku yang sengaja tak kutunjukkan pada santi. Aku tak ingin melihatnya sedih jika tau kalau aku kecewa.
“ indah.. ndahh.. INDAAAAAAHHHHH. “ – tiba tiba santi membangunkanku, padahal aku tidak tidur.
“ apaan sih san kamu berisik banget. “ – ucapku
“ sini duluu liattt “ – ucap santi
“ engga ah males. Kamu aja “ – jawabku
“ bener nih gak mau liat? “ – goda santi
“ iya nggak mau, bodo “ – jawabku sambil menutup mukaku dengan bantal
“ ntar nyesel loooh hahahaah yaudah deh indahnya gamau liattt yaa “ – jawab santi smabil tertawa
“ emang apasih ? “ – jawabku
“ yee makanya sini jangan sok sok tidurrr “ – ucap indah
Akupun memaksakan diri untuk menghampiri indah ke meja belajar dan kupandangi dalam dalam layar laptop tersebut. Sungguh membuatku bingung dan tak bisa berkutik.
“ novel kedua kamu emang gak lolos ndaah tapi liat deeh liat. You can see, novel pertama kamu menanggg juara 1 ndaah… juara satuuuuuuuu. Selamat yaaa sayaaaangggg “
“ wait wait wait, ini aneh, sumpah. Kapan kamu ngirim tulisanku yang ini? Kan aku kasih nya file yang novel kedua. “ – jawabku
“ iya tapi ternyata satu orang boleh ngirim lebih dari satu karya, dan aku ngirim dua karya tulisan kamu buat jaga jaga karna memang dua duanya bagussss, dan bener ajaaaa kaan hehehehh. Kamu emang hebattt deeehhh “ – jawab santi sambil memelukku
“ dan kamu editor sekaligus sahabatku yang jauhh lebih hebat. Makasih santiiiiii sumpah gaktau harus ngomong apa. “ – jawabku terharu sambil memeluk santi
Yaps. Aku berhasil memenangkan lomba novel. Dan novel perdanaku menjadi juara satu. Aku mendapatkan hadiah berupa kontrak penerbitan sekaligus pelatihan kepenulisan. Plus tiket jalan jalan ke Lombok. Haaaaaaa terimakasih tuhan. Dari puluhan tulisan yang pernah aku kirimkan, baru kali inilah tulisanku bisa lolos dalam sebuah perlombaan. Semoga ini langkah awal untuk terus bisa menuju impian terbesarku.
***
Waktu pun berlalu, setelah mengurus kontrak dan berdiskusi dengan pihak penerbit, novelku langsung masuk dapur percetakan dan 2 bulan kemudian sudah beredar di toko toko buku. Aku sangat bahagia, bukan karna royalty nya, tapi memang mempunyai buku sendiri itu adalah salah satu dari impianku. Aku tak pernah terfikirkan kalau tulisanku bisa beredar dalam bentuk buku dengan jumah besar. Its like a dream.
Beberapa waktu kemudian, pengumuman kelulusan dan seleksi SNMPTN pun dibuka. Aku berhasil lulus dengan nilai yang cukup memuaskan. Bukan hanya itu, tapi juga berhasil menembus PTN favourite ku di jurusan bahasa dan sastra Indonesia. Sedangkan Santi di jurusan Arkeologi. Rasanya aku benar benar seperti terbang melayang. That’s really unpredictable. Aku merasa impian ku semakin dekat. Aku merasa bahwa perjuanganku kini tak sia sia. Aku janji, aku gak akan menyia nyiakan kesempatan ini. One step closer, aku tinggal menempuh beberapa titik lagi.
***
Sekarang, aku udah jadi mahasiswa UI. Waktu terus berjalan. Setahun dua tahun tiga tahun dan empat tahun berlalu, aku masih terus konsisten pada impian dan cita citaku. Hingga akhirnya aku berhasil menyelesaikan skripsiku yang berjudul “Analisis Pembentukan Watak Tokoh Dalam Novel Harry Potter”.
“ indah, ada surat buat kamu “ – ucap kak dias
“ siapa coba jaman semodern ini maasih kirim kirim surat. “ – jawabku sambil mengambil surat di meja
“ hah? Kedutaan inggris ? “ – jawabku sambil terheran heran. Dan segera kubuka surat tersebut
Sungguh, rasanya seperti ketiban durian runtuh. Aku hampir tak percaya dengan isi surat tersebut. Yang menerangkan bahwa aku berhasil diterima menjadi mahasiswa S2 Konsentrasi Penelitian dan Pengembangan Sastra di Oxford University. Entahlah aku seperti berada dalam mimpi yang sempurna. Kalapun ini mimpi, aku harap aku tak usah bangun lagi. Tapi ini kenyataan. Kenyataan dimana aku berhasil menempuh beberapa target impianku. Andai mama dan papa masih ada, pasti mereka sangat bangga padaku. Tapi aku juga tak tega meninggalkan kak dias satu satunya keluargaku yang masih tersisa. Tapi aku juga sangat ingin berangkat ke Oxford dan mengejar impian terbesarku.
“ seneng ? “ – ucap kak dias
“ bingung malahannnn “ – jawabku
“ harus seneng dong, gimana sih kamu “ – ucap ka dias
“ emang kaka gapapa aku tinggal sendirian ? “ – jawabku
“ ndah, kaka mu ini bentar lagi juga mau menikah. Jadi kaka gaabakal kesepian lagi. Kamu belajar aja yang bener, kejar terus impian kamu. nanti kaka pesenin tiket pesawat dan kaka akan anter kamu kesana. Kebetulan ada teman kaka yang tinggal disana. Kamu bisa kaka titipin ke dia. “ – jawab kak dias
“aku tersenyum dan memeluk kak dias. Tanpa terasa kuteteskan air mata bahagiaku diatas pundaknya. Aku bahagia, tapi aku sedih harus meninggalkan kakakku tersayang. Ohiya sinta harus tau kabar ini, dia pasti seneng banget. Akupun bergegas untuk menghubungi sinta.
Sebulan kemudian, selesai mengurus administrasiku di kedutaan, kini tibalah dimana aku harus pergi meninggalkan tanah air untuk menimba ilmu negeri ratu elizabet. Rasanya benar benar seperti berada diatas awan. Dipesawat aku merasa sedikit gelisah, mungkin karena tak terbiasa pergi jauh jauh. Kupejamkan mataku berharap segera sampai di negeri ratu elizabet tersebut.
***
“ indaaaahh.. ndahh… INDAAAAHHHH bangunnn udah jam berapa hari ini kan kamu ada ujiaaan “ – Ucap kak dias membangunkanku
“ kita udah sampe mana ? “
“ sampe mana. Sampe mana. Makanya banguuunnnn. Mimpi mulu sih. Gimana mau kelar tulisannya kalo tidur muluuuuu “ – jawab kak dias
“ iya iya bawelll “ – jawabku
Ternyata hanya mimpi. Kalo tau mimpinya indah seperti itu mending gausah bangun. Tapiiii enggak deh, satu hal yang masih kuinget, aku gakmau terus terusan ada dalam mimpi. Apalagi terus terusan bermimpi. Yang kuinginkan adalah merealisasikan impianku. Mulai saat ini aku janji, aku akan terus letakkan impianku disini, dihati dan pikiranku.
Komentar
Posting Komentar