Gunung Sumbing, 3371 mdpl !!!!!


Gunung Sumbing, aku menaklukanmu

Waktu menunjukkan pukul 17.00, ah aku sudah terlambat satu jam. Akupun bergegas untuk segera menuju rumahku untuk mengambil carrier yang sudha kusiapkan lengkap dengan perlengkapan mendaki. Sesampainya dirumah, akupun segera bepamitan dengan kakek nenekku dan kulangkahkan kakiku menuju meeting point.
Oke, malam ini aku akan berangkat menuju Wonosobo, untuk mendaki ke Gunung Sumbing. Gunung dengan ketinggian 3371 meter diatas permukaan laut. Gunung yang memiliki trek paling berat diantara gunung gunung yang lain, gunung yang gagah yang menjadi gunung nomer dua tertinggi di Jawa Tengah. Ah rasanya aku sudah tak sabar ingin cepat cepat mendaki.
Satu jam kemudian, akupun telah sampai di tempat meeting point, disinilah aku akan bertemu dengan beberapa teman yang juga akan bersamasama mendaki ke gunung sumbing.

“ Lia!!! “ – sapa Adit
“ haiiii dit, “ – jawabku sambil bergegas menghampirinya dengan tingkahku yang sedikit excited.
“ ayuk, bus nya udah mau berangkat, anak anak udah didalem. “ – jawab adit yang daritadi menungguku didepan bus

Akupun segera memasukkan carrierku kedalam bagasi. Dan segera masuk kedalam bus yang akan segera meluncur ke wonosobo. Karna waktu menunjukkan pukul 20.00, akupun berniat untuk tidur karna memang aku sangat lelah sekali setelah seharian bekerja. Namun sebelum aku tertidur, aku menyempatkan untuk membuka handphone ku.

“ berangkat jam berapa de? “ – sebuah bbm masuk dari dias
 “ aku baru berangkat nih “ – send to Dias
Tring..
“ oke hati hati yaa “ – dari dias.
Aku tersenyum, dan segera aku membalasnya.
“ iyaa. Baik baik ya di Jakarta. Jangan nakal nakal heheh “ – send to Dias
“ wakakakak.. iya iyaa “ – jawab Dias
“ lagi apa ? “ – Send to Dias
“ lagi belajar pajak “ – jawab dias
“ loh? Belajar pajak buat apa ? “ – send to Dias
“ kan mau jadi gayus ahahaha “ – jawab dias
“ ahaha ihh gayus kok diikutin “ – send to Dias
“ ahahahaha biarinlah :p “ – jawab dias
Aku tersenyum membaca nya, lagi lagi makhluk Tuhan yang satu ini selalu menjadi moodboosterku.
“ yaudah sana belajar yang bener, “ – send to Dias

Akupun mematikan handphone ku dan segera bergegas untuk tidur, beberapa menit kemudian akupun sudah tertidur didalam bus tersbeut, AC yang dingin dan supir bus yang agak ugal ugalan rupanya membuatku tak bisa tidur dengan nyaman. Sementara waktu masih menunjukkan pukul 23.00. akupun teringat pada Dias. Ah sedang apa ya dia, pikirku dalam hati. Akupun menyalakan handphone ku dan segera ku kirimkan pesan untuknya.

“ kaaaa “ – send to dias
“ kenapa de ? “ – jawabnya
Aku tersenyum, dan segera membalasnya
“ gapapa, gabisa tidur. Dingin banget “ – send to Dias
“ paksa tidur aja “ – jawab dias
“ gabisa. Bus nya ugal ugalan , goyang2 mulu pusing “ – send to Dias
“ ya emang gitu kalo naik bus. “ – jawab dias
“ iya. Lagi apa ? “ – send to dias
“ lagi ngobrol ajanih. Dee, pph buat badan gmn ? “ jawab dias

Aku terdiam sejenak, berfikir kemudian segera membalas pesan tersebut karna kupikir penting. Ternyta benar, dias memang mau interview makanya dia belajar pajak. Aku pun menjelaskan sedikit namun keburu handphoneku mati dan aku pun dengan sedikit kecewa bergegas untuk tidur, dan kupejamkan mataku seraya berharap akan cepat sampai.

Wonosobo, 11.00 wib
Hai! Selamat pagi wonosobo. Akupun sampai di wonosobo dan segera bersih bersih badan karna badanku sangat lengket. Setelah satu jam aku dan teamku siap siap, kamipun segera menuju Garung, pintu masuk ke gunung sumbing. Yihaaaa…
Setelah melakukan perjalanan selama setengah jam ke garung, dengan pemandangan berupa kota wonosobo yang cantik dan menawan, kamipun sampai di Garung, dan segeralah kami menuju basecamp sumbing yang berjarak 100meter dari tempat kami turun bus.

Waktu sudha menunjukkan pukul setengah 2 siang, setelah melakukan simaksi, kami segera menuju pos 1 dimana kami disarankan untuk naik motor tril seharga 25rb karna jarakny yang sangat jauh dan terjal untuk ke pos 1. Namun kami memilih untuk jalan kaki. Dan sampailah kami ke pos 1 dengan waktu tempuh 3 jam. Dimana waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. 3 orang teman kami memutuskan untuk tidak jadi naik keatas, karna badannya yang gendut membuatnya kehilangan adrenalinnya. Akupun segera menuju sumber mata air untuk mengisi botol minumku yang udah habis airnya, seger bangettttt minum air gunung langsung. Hihi akhirnya satu jam kemudian tepatnya jam 6 sore, kamipun segera berangkat melanjutkan perjalanan ke pos berikutnya. Dan sampelah kami di pos 2. Jalanan masih sangat terjal sekitar 70 derajat. Tangan kanan kami sambil memegang senter karna memang hutan sudah gelap gulita namun hamparan bintang dan sinar bulan sangat membuat kami terpana malam itu. Akupun sesekali duduk ngerest sambil mendongak dan memandang langit yang bertaburan bintang tersebut. Andai ada dias. Pikirku. Pasti lebih indah bisa menikmati perjalanan bersama orang yang sangat kita sayangi. 

Kamipun kembali melanjutkan perjalanan dan entah kenapa rasanya trek semakin berat. Malah 90 derajat. Membuat kaki dan pahaku harus benar benar terangkat. Akupun sedikit kesulitan karna daypackku sangat berat plus tangan kananku memegang senter dn tangan kiriku harus berpegangan tangan pada batu yang besar dan licin tersebut. Hidung dan mulutku seperti kemasukan debu dan pasir karna aku lupa membawa masker. Tanganku sudah terasa dingin karna lupa membawa sarung tangan. Akupun menggunakan jaketku karna hari semakin malam dan semakin dingin. Aku terus mendaki yang ternyata itu adalah trek Engkol engkolan, trek yang cukup berat lah karna memang sangat curam dan licin. Engkol engkolan itu berupa kumpulan batu besar yang licin bukan tanah.. makanya agak sulit didaki.. karna mudah terpeleset. Aku saja hamper salah menginjak batu. Setelah perjuangan di engkol engkolan, sampailah kami di pos 3. Dan kami ngerest sebentar kemudian melanjutkan perjalanan. Sumpah aku lapar sekali namun teamku tidak mau membuka makanan. Alhasil aku hanya makanin kacang kulit dan biscuit.

Setelah melanjutkan perjalann dari pos 3, trek masih 70 derajat. Pokoknya berat bangettt deh semakin berattt dan berat. Nggak ada lapak untuk ngerest karna karna kemiringan 70 derajat dan kami harus sampai di peken setan yang terletak dibalik bukit yang sedang kami daki tersebut.
Sesampainya diatas bukit, sampailah di peken setan, sebuah dataran yang lumayan luas namun sudah dipenuhi tenda tenda. Dan waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Setelah ngerest sebentar sambil minum dan makan biscuit, kami segera melanjutkan perjalann ke pasar watu karna memang sudah tidak ada tempat untuk ngecamp. Aku sangat lelah sekali , ditambah lagi suhu malam itu sudah mencapai 0 derajat. Dan aku segera merapatkan jaketku dan memakai celana panjang dobel dengan training. Kemudian kembali melanjutkan perjalanan ke pasar watu, disini kami benar benar mendaki trek yang berbatu, batunya besar besar dna harus pinter2 cari batu yang kuat saat diinjak, kalau tidak kita bisa terperosot. Sekitar jam 12 malam barulah kami sampai di pasar watu dan kami mendirikan tenda karna memang kami sudha lelah, namun saat anak anak mendirikan tenda, angin berhembus sangat kencnag, akupun berlindung dibalik batu besar, sementara teamku berusaha menahan tenda. Kami tidak jadi mendirikan tenda, tapi tetap berjalan nanjak mencari tempat camp lain yang lebih aman. Sampailah kita di ujung pasar watu, dengan lapak sedikit kecil dibalik batu besar, disitulah tenda didirikan karna memang kami sudah tidak kuat lagi melanjutkan perjalanan dengan kondisi seperti itu. Badanku semakin terasa dingin dan beku, namun aku tetap bergerak supaya tidak terkena hipotermia. Akupun jingkrak jingkrak agar suhu badanku tetap hangat. Setelah tenda dirikikan, aku segera masuk dan memasukan barang2 ke tenda agar tendanya berat, karna tenda hamper saja terhempas angin. 

Waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam, aku memejamkan mataku namun aku tak bisa tidur dikarenakan diluar sedang badai angina sehingga aku dan yang lain harus memegang tenda kami dengan kuat agar tidak terhempas angina. Sekitar jam 3 , kami memutuskan untuk membuat teh hangat  dan kopi didalam tenda, setelah itu barulah menuju puncak. Awalnya aku pesimis dan tidak mau ikut ke puncak karna badanku sanagt dingin dan terasa beku, bibirku sudah tak bisa banyak bicara dan akuhanya terdiam dalam sleeping bagku. Namun aku berubah pikiran dan langsung semangat ke puncak, akhirnya cuss lah ke puncak melewati trek yang berbatu dan terjal, membuat lututku sangat sakit sekali, sampailah di Watu Kotak, disini kita harus berjalan  mendaki mengelilingi watu kotak tersebut, kalau lurus malah buntu, akupun terus menelusuri trek watu kotak tersebut, berjalan kearah kiri teruss memutar dan sekitar 3 jam yaitu pukul 6 pagi, sampailah di puncak buntu!!!!!!! Finally, summit jugaaaaa huaaaaaaa. Akupun segera duduk selonjoran dan menghembuskan nafas dalam dalam saking lelahnya. 

Sebenarnya agak kecewa karna gak kekejar sunrise nya tapi gapapalah, lautan awan tersebut dengan view gunung sindoro, prau, gunung slamet, dan lawu membuatku cukup puassss karna rasanya indaaah sekali.. akupun berfoto ria bersama timku sambil sesekali mengambil foto yang bertuliskan Ti Amo Dias, yang berarti aku mencintaimu dias, hihi yah begitulah. Setelah puas sekitar jam setengah 8 kami pun turun kembali ke pasar watu untuk beres beres tenda yang masih tertinggal disana. Dan sialnya, aku turunnya lambat banget sedangkan timku sudah dibawah. Aku masih ngesot karna aku sangat takut ketika turun, alhasil aku sendirian deh turunnya sambil dikit dikit ngerest dan ngobrol sama pendaki lain, plus selfie sndiri karna kamera digital om ku ada di jaketku hihiiii… hingga akhirnya sampailah aku di tenda dn lngsung teparr saking peglnya. Setelah merapikan tenda, kami bergegas turun karna waktu sudah semakin siang dan kami harus mengejar bus jam 4 sore.
Batal deh ke prauuuu. Heft..

Untungnya pas turun nyampe peken setan, ada 2 teman kami yang gak ikut itu dia nyusul ke peken setan, dan daypackku dibawain sama dia hihi akhirnya aku tuurun meluncur cussssssssss merosot di engkol engkolah, lari dari pos 3 sampe akhirnya nyampe di pos1. Makan mie bentar, abis itu ngambil aer dan bodohnya malah kepeleset terus air nya tumpah semua huaaaaa…. Setelah kenyang,. Langsung deh turun naik motor trill ke basecamp karna memang kita ngejar waktu banget., kalo jalan lagi gabakal keburu. Sumpah naik motor tril tuh gila bangt sensasinya, itu abang abangnya gak pake rem tapi beenrbeenr langsung bablassssssss aku aja sampe merem dan tereak tereak..
Setlah sampe di basecamp, aku pipis bentar terus cussss naik bus dengan baju yang kotor parah bodoamat deh gak ada yang merhatiin ini.. dan akupun tertidur di bus.

Sekitar jam 5 subuh, sampelah aku di jakartaaa langsung hubungin dias, karna udah kangen klimaks. Hiihiiii…
Jadi begitulah perjalananku ke Gunung Sumbing, bener bener mendaki banget deh rasanyaaaaaaaaa sumpah gak boong. Pendakian paling gilaaaa gilaaa dan berattttttt. But gue seneng banget  bisa naklukin gunung yang gagah ini… next time, gue harus nyampe di semeru dan rinjani. Selamat sore J terimkasih sudah membaca.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kepingan Hati Yang Hancur

Naskah Drama Musikal " Kita Satu Dengan Segala Perbedaan "

Story of D'DAFIKAT 02-09-2009