When You're Gone #cerpen ke 4
When You’re Gone..
Malam itu, aku duduk didepan jendela kamarku seorang diri.
Sungguh aku menyesal telah mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak aku katakan
demikian padanya. Jika ada orang yang menominasikan lelaki terbodoh, mungkin
aku salah satu diantaranya.
Yah, aku bodoh dan sangat bodoh. Aku menyesali segalanya.
Ingatanku kembali pada beberapa waktu lalu. Saat dia .. saat dia masih bisa
kulihat sosoknya.
Aku membuatnya kecewa. Aku menyuruhnya untuk berhenti
mencintaiku. Karna keegoisanku yang tak ingin membuka pintu hati untuk orang
lain. Pintu yang sudah tertutup selama beberapa tahun lalu. Dia mencoba untuk
membuka pintu tersebut, namun aku selalu mengusirnya.
Dia mencintaiku. Setidaknya
begitulah yang kutau. Namun aku tak mencintainya. Dan disinlah letak kebodohanku, aku tak pernah melihat segalanya
yang telah dirinya berikan untukku. aku tak pernah menyadari dan memikirkan
betapa dia mencintaiku selama ini.
Kami berteman baik. Bahkan sangat baik, kami mempunyai banyak
kesamaan. Namun tak menutup kemungkinan bahwa kami juga memiliki banyak
perbedaan. Mungkin dalam cinta juga begitu.
Seiring berjalannya waktu, dia semakin menunjukkan sikap
perhatiannya terhadapku. Awalnya, aku menerimanya biasa saja karna kupikir ini
hanya sebuah perhatian dari seorang teman dekat. Namun seiring berjalannya
waktu, dirinya semakin sering memperhatikanku, bukannya aku terlalu pede, namun
aku hanya menceritakan apa yang kurasakan. Karna memang begitulah rasanya
Hingga akhirnya, aku membaca sebuah diarynya yang tak sengaja
kutemukan di tasku karna waktu itu dia sempat menitipkannya padaku. Sungguh aku
sangat kaget membukanya, karna isi diary itu adalah semua cerita tentang aku.
Yang intinya… dia mencintaiku.
Seketika, aku pun bingung . bingung sekali dengan apa yang
harus kulakukan. Karna aku hanya menganggapnya sebagai teman. Dan aku sangat
tidak menyangka, gadis sepertinya bisa
mencintai seorang pria yang aneh sepertiku.
Namun aku bersikap seolah olah tidak tau. Hingga aku
terkadang merasa risih karna aku tak ada perasaan apa apa dengannya. Dimataku, dia hanyalah seseorang yang biasa saja. Karna dia
juga bukan tipe cewek idamanku, namun aku akui, dia sosok yang sangat baik
hati. Sekalipun dia begitu menyayangiku. Hingga terkadang aku takut. Aku takut
menyakiti hatinya. Aku takut melukai hatinya. Aku tak ingin membuatnya sedih
ataupun galau, karna dia sudah kuanggap sebagai teman dekatku.
Aku pun mencoba untuk menjelaskan tentang perasaanku
terhadapnya.
“ shil, bisa ngomong
sebentar? “ – ucapku padanya
“ iyah, bisa ndre. Ada apa yah? “ – jawab nya
Aku pun mengajaknya ke sebuah taman dimana aku akan
mengutarakan semuanya padanya. Sejujurnya aku sangat tidak tega dengan tindakan
yang kulakukan ini, namun aku sudah memikirkannya dengan matang-matang. Karna ini
yang terbaik untukku dan dirinya.
“ shil, sorry banget. Waktu itu gue sempet baca buku ini,
ketinggalan di tas gue. Gue baca semuanya. Maaf kalo gue lancang karna pas gue
liat , posisinya bukunya terbuka. Apa bener tulisan yang ada dibuku ini tentang
perasaan lo ke gue? “ Tanya aku padanya.
Shila kaget dan sangat kaget. Namun dirinya tetap bersikap
tenang dan menjawab apa yang kutanyakan.
“ iya ndre. Semua itu benar.. ehmm.. aku.. aku.. tapi kamu tenang aja. Aku hanya sekedar
mencintai aja kok bener dehhh, aku tau kok perasaan ini nggak mungkin
terbalaskan. dan aku nggak berharap apa apa sama kamu, jadi biarkan aku tetap
menyimpan perasaan ini yah. “ – jawab dirinya,
“ bukan gitu shil, jujur yaa gue Cuma anggap lo temen ajah .
nggak lebih. Gue pengen kita biasa biasa aja. Gue nggak bisa ngebales perasaan
lo shil, karna gue bukan tipe orang yang mudah untuk jatuh cinta. Dan.. gue
udah suka sama ornag lain. “
“ndre, denger gue ya. Gue emang sayang sama lo. Tapi gue
ikhlas ndre, gue nggak minta apa apa. Gue nggak pernah minta lo untuk ngebales
semua perasaan gue. Ndre. Cinta ngga harus memiliki. Gue sadar itu. Cinta nggak
bisa dipaksakan. Tapi dia mengalir seperti air. Setiap orang berhak mencintai
dan dicintai ndre, so? Lo tenang ajaa. Kalo emang lo suka sama orang lain, ya
itu urusan lo, itu hak lo. Mudah mudahan dia juga punya perasaan yang sama
dengan lo. “ – jawab dirinya tanpa menitikkan air mata sedikitpun.
“yaudah shil terserah elo. Tapi yang jelas sampe kapanpun gue
nggak akan pernah bisa ngebales perasaan lo. Jadi lebih baik lo ngga usah
berharap apapun dari gue, karna gue nggak akan bisa ngasih itu ke elo. “ –
ucapku sambil berjalan meninggalkan dirinya.
Dia hanya tersenyum. Namun aku tau,
hatinya begitu sakit. Hanya saja dia tidak menunjukkannnya padaku, dia berusaha
tegar dan kuat, dia sama sekali tidak menitikkan air mata setetespun, sungguh
aku sangat kaget, karna dia tipikal orang yang mudah sekali menangis. Namun
mengapa saat itu dia tidak menangis sama sekali, sebenernya dia manusia apa
malaikat sih? Padahal kata kataku begitu kasar dan menyakitkan, namun dia tetap
tersenyum tanpa menunjukkan rasa kecewa sedikitpun.
Waktu terus berlalu, terkadang hati ini merasa sangat
bersalah dengan semua ucapan yang ku lontarkan waktu itu. Pasti dia sangat
terluka. Pasti dia akan berubah sikapnya, pasti dia akan menjauhiku, biasanya
kan begitu sikap seseorang yang telah dikecewakan. Tapi baguslah jika memang
seperti itu, setidaknya aku tidak merasa risih lagi dengannya. Namun realitasnya,
sosoknya tidak berubah. Sikapnya juga tidak berubah, dia tetap memperhatikanku.
Dia tetap peduli terhadapku. Mungkinkah dia masih mencintaiku? Entahlah..
Dia sangat baik, sangat baik. Dia cerdas. Dia cekatan , dan
dia sangat care dengan siapapun. Meskipun terkadang sikapnya terlihat seperti
anak kecil. Mungkin itu yang membuatku tak bisa mencintainya. Padahal dia
begitu baik terhadapku.
Namun beberapa minggu ini, aku merasa ada yang beda. Aku
seperti kehilangan sosoknya. Aku tak pernah melihat seseorang yang biasanya
begitu perhatian terhadapku, aku tak pernah melihat seseorang yang begitu baik
dan selalu peduli padaku. Aku tak pernah merasakan perhatian dan kasih
sayangnya yang selalu dia berikan kepadaku. Apa mungkin dia sudah mulai
melupakan dan berhenti mencintaiku?
Entahlah. ~
***
Sore itu, aku duduk sendiri di
kantin kampusku, dan aku melihat beberapa temanku menuju kearah parkiran,
akupun segera menghampirinya.
“ wey, pada mau kemana ? “ –
tanyaku
“ mau kerumah sakit, kenapa ? “
jawab Rere dengan ketusnya.
“ dih, rere galak banget. Orang
nanya doang, emang siapa yang sakit? “ – jawabku
“ lagian elo ngeselin sih, sama
temen nggak ada care nya banget. Pake nanya lagi siapa yang sakit, kemana aja
lo. Emang lo gatau kalo shila masuk rumah sakit? “ – ucap rere panjang kali
lebar.
“ lahh mana gue tau, orang pada
nggak ada yang ngabarin gue. Sakit apasih? Yaudah gue ikut dehhh “ – ucapku
“siapa suruh lo sibuk sama cewek
cewek lo, makanya jadi orang care dikitlah. Apalagi shila, gitu gitu kan dia
baik sama elo. “ – jawab rere
“ aduhhh kenapa lo lo jadi pada
berdebat gini sih, udahlah cabut yuk ah ngomong mulu, nggak aus??? “ – jawab
Joshua yang daritadi hanya diam melihatku dan rere berdebat.
Akhirnya aku dan teman temanku pun
segera menuju kerumah sakit, tempat dimana dia dirawat. Sesampainya disana, aku
pun melihat sosoknya terbaring lemah tak berdaya. Rasanya sungguh sakit, pantas
saja dia tak kelihatan beberapa minggu ini. Rupanya sedang sakit. Bahkan sedang
koma, kulihat beberapa temanku menangis karna tak kuat melihatnya.
“ dew, lo kenapa nangis? “ – Tanya
ku pada dewi yang sahabatnya dia.
“ gapapa ndre, sedih aja liat
keadaan shila. Biasanya gue kemana mana sama dia, biasanya ketawa ketiwi
bareng, curhat curhatan bareng, terus tiba tiba dia harus terbaring lemah
didalem. Gue bodoh banget, gue sahabatnya tapi gue gaktau kalo selama ini
ternyata dia sakit. Abis dia nggak pernah nunjukkin sih. Sekalinya ketauan,
langsung separah ini. “
“ oh gitu.” – jawabku singkat.
Sebenarnya ada rasa bersalah dalam
diriku, aku kan teman dekatnya juga. Mengapa aku tak pernah peduli padanya
sampai sampai dia sakit saja aku tidak mengetahuinya. Teman macam apa aku ini. Padahal
dia gadis yang baik, sangat baik, pada siapapun, pantas saja banyak orang yang
sedih melihat keadaannya.
***
Waktu terus berlalu, namun shila
tak kunjung siuman. Sampai sampai aku menyadari ada sesuatu yang hilang dalam
hidupku. Tak melihatnya selama beberapa minggu ini membuatku ada sedikit rindu.
Dan merindukan segala bentuk perhatiannya terhadapku. Biasanya ada yang repot
untuk sekedar membawakan aku makanan dikala aku lapar, atau minum saat aku
haus. Atau mengingatkanku untuk sholat dan hal hal lainnya. Dia begitu baik.
Aku saja tak pernah memperhatikan diriku sebagaimana dirinya memperhatikanku.
Namun saat ini, aku tak bisa
merasakannya lagi, dia sudah terbaring lemah disana. Sungguh saat ini aku
sangat merindukan segala bentuk perhatiannya, padahal dulu aku sangat risih
dengannya. Akupun bergegas untuk menjenguknya lagi dan sesampainya dirumah
sakit, aku melihat beberapa temannya disana.
“ gimana keadaannya shila ? “
tanyaku
“ masih inget lo sama shila ? gue
kira udah ngga peduli “ jawab Aldo .
Aldo itu temanku, yang juga
temannya shila. Dan yang aku tau, aldo itu ternyata menyukai shila, hanya saja
shila tidak pernah meresponnya. Yaa karna nyatanya shila hanya mencintaiku.
“ yaelah, gini gini kan dia juga
temen gue. Kenapa jadi elo yang sewot. Udah minggir deh ah gue mau masuk “ –
jawabku dengan kesalnya
Akupun masuk kedalam ruangan yang
cukup steril itu, sungguh.. seketika tubuhku lemas sekali. Dan aku seakan
merasakan kesakitan yang dia alami. Melihatnya terbaring lemah di ranjang itu,
lengkap dengan alat alat medis yang cukup mengerikan. Dengan selang yang selalu
menempel dihidungnya, dan infuse yang menempel di tangannya. Matanya tertutup,
anggota tubuhnya tak ada yang bergerak
sedikitpun. Melihat kondisinya yang seperti itu membuatku sedih rupanya.
Aku pun duduk si sebelahnya,
memandangi sosoknya yang terbaring lemah tak berdaya, kulihat suster masuk
keruangan ini dan memeriksa nya.
“ gimana sus keadaannya ? “ –
tanyaku
“ nona shila masih koma mas, kata dokter, kerusakan yang terjadi pada
otaknya menyumbat semua aliran darahnya. Yang kita bisa lakuin Cuma berdoa dan
menunggu mujizat dari Tuhan. “
“ tapi pasti bisa sembuh kan sus ?
“ – jawabku
“ semoga, mas berdoa aja. Ohiya,
lebih baik pasien diajak berbicara. Meskipun dia koma, dia masih tetap bisa
mendengar. Karna alat pendengarannya masih bisa berfungsi dengan baik,
kerusakan otaknya yang terjadi hanya menyumbat beberapa organ tubuh dan panca
indera nya, namun tidak pada alat pendengarannya. Jadi pasien masih bisa
mendengar. “ – ucap suster itu.
Suster itu pun kemudian pergi
keluar, dan aku terdiam. Aku tak menyangka ternyata shila mengidap penyakit
separah ini. Karna selama ini dia selalu kelihatan kuat dan ceria. Dia tak
pernah menunjukkan kalau dirinya sakit atau lemah. Sungguh ini benar benar
membuatku hampir tak percaya.
Aku pun mencoba untuk mengajaknya
berbicara, meskipun dia tidak merespon, namun semoga saja dia mendengarnya.
“ shil.. lo cepet sadar ya shil,
kita semua nungguin lo nih. Ohiya shil, elo inget nggak awal pertama kali kita
ketemu ? waktu itu, gue nggak sengaja nabrak lo dikantin terus makanan yang lo
bawa tumpah, terus elo marah marah. Elo lucu banget deh kalo lagi marah.. “ –
ucapku sambil mengusap lembut tangannya. Berharap tangan itu bergerak, namun
ternyata tidak.
“ shil.. bangun dong. Jangan lama
lama tidurnya, emang elo enggak capek tiduran terus? Shil.. lo inget nggak ?
waktu itu gue pernah bikin elo kecewa, maafin perkataan gue waktu itu ya shil..
gue nyesel banget.. elo sadar dong shil, gue bĂŞte nih nggak ada yang perhatian
sama gue lagi.. “ – ucapku panjang lebar
Tanpa terasa kuteteskan air mata
ini. Oh tuhan.. baru kali ini aku menitikkan air mata. Sejujurnya aku sedih
melihatnya tak sadarkan diri. Aku pun terus menggenggam tangannya yang kecil
itu. Tanpa kusadari, ternyata mama dan papa nya shila sudah ada disampingku.
“ kamu andre ya ? “ – ucap mamanya
shila
“ iya tante, kok tau ? “ – jawabku
sambil mencium tangannya
“ jelas tau, kan dikamar shila ada
foto kamu. Shila juga sering cerita tentang kamu kok sama tante “ – jawab
mamanya shila
“ aduh aku jadi malu nih tante.
Ohiya tante, kalo boleh tau, shila sakit apasih tante ? kok nggak sadar sadar..
“ – Tanya ku
Mamanya shila terdiam. Aku melihat
ada kesedihan di matanya, namun semua itu ia tutupi dengan senyumnya.
“ sebenernya dia anak yang kuat,
tante sampe salut sama dia. Sejak kecil, shila mengidap penyakit kanker otak.
Dulu, sempet di prediksi dokter, hidupnya nggak akan lama, tapi ternyata takdir
berkata lain. Dia tetep kuat ngejalanin hidupnya sampai sekarang. Kadang tante
suka nggak tega liat dia sakit, biasanya kalo kumat dia langsung masuk kamar.
Dia nggak pernah mau nunjukin rasa sakitnya didepan keluarganya. “ – ucap
mamanya shila dengan tegar nya,
“ dia kakak terhebat yang pernah
aku milikin. Aku sayang banget sama kaka shila, kak shila selalu ceria, selalu
bikin aku ketawa. Dia nggak pernah sekalipun nunjukin perasaan sedih. Padahal
aku tau, kadang dia suka duduk sendiri di pinggir kolam, sambil nulis nulis dan
nyoret nyoret kertas, kadang sambil nangis, terus kertasnya di buang. Terus dia
buru buru ngapus air matanya kalo lagi kepergok aku. “ – ucap adiknya shila
Aku menjadi terharu, aku salut
dengan sosoknya yang kuat dan tegar. Aku jadi merasa sangat bersalah telah
membuatnya kecewa waktu itu. Andai saja aku bisa memutar waktu, inginku kembali
dan mengubahnya. Aku ingin membuatnya bahagia dan aku tak ingin melukai nya.
Kedua orangtua shila pun pamit
untuk membeli makanan diluar, sedangkan adiknya pergi ke toilet. Teman teman
yang lain sudah pulang, tinggal aku disana. Aku pun memandangnya, jika diberi
kesempatan, ingin sekali aku memperbaiki semuanya. Ingin rasanya aku memeluk
tubuh yang tak berdaya itu, ingin sekali aku sesekali membalas kebaikan dan
perhatiannya yang selama ini selalu aku acuhkan.
“ shillll.. bangun dong.. gue janji
deh kalo elo sadar, nanti gue ajak lo ke pantai, kita liat sunset disana, lo
pasti suka kan shil.. ohiya, minggu depan gue ulang tahun shil, nanti kita
nyanyi bareng ya shil, kita rayain bareg temen temen yang lain. Biar seru,
makanya elo bangun dong shil.. tidur
mulu, kebo dehhhh “ – ucapku panjang lebar, namun shila tak juga sadar.
Siang itu, aku merasa ngantuk
sekali, dan aku bergegas untuk tidur sebentar. Belum sempat aku merebahkan
kepalaku, aku tersentak kaget. Tangannya bergerak.. lalu perlahan mata shila
terbuka.. aku pun segera memanggil suster. Sungguh aku kaget dan senang sekali
karna akhirnya dia sadarkan diri.
Dia tersadar. Dan tersenyum ke
arahku, aku membalas senyum nya.
“ hai ndre, ngapain disini ?
bukannya kuliah sana “ – ucap nya dengan lembutnya
“ shil..shil.. kondisi lo udah
kayak gini, masih aja mikirin gue. Gue disini jagain lo lah, lo lama banget sih
tidurnya, berminggu minggu, kayak lagi berhibernasi aja deh “ – jawabku
“ makasih banget ya udah mau jenguk
gue, ohiya kita jadi kan liat sunset ?? “ – jawab shila terbata bata
“ lo denger shil?? “ – jawab ku
Shila hanya tersenyum.. dan aku
teringat kata suster kemarin, bahwa meskipun kerusakan otaknya mempengaruhi
beberapa organ tubuhnya, namun alat pendengarannya masih tetap berfungsi dengan
baik.
“ iya nanti kalo elo udah sembuh kita
liat sunset yaa,kita main bareng di pantai.. “
- jawabku
Beberapa menit kemudian, suster pun
segera datang, begitu juga orang tua shila, dokter pun memeriksa kondisi shila.
“ syukurlah, akhirnya anak mama
bangun juga. Kita semua sepi nih nggak ada kamu “ – ucap mamanya shila
“ ah mamah bisa aja deh, kan ada
dek andin.. “ohiya ndre, sekarang jam berapa? “ - Tanya shila
“ jam setengah 6 shil, kenapa? “ –
Tanya ku dengan lembutnya
“ ndre.. gue mau liat sunset..
sekarang.. nanti keburu terlambat.. plisss “ – ucap shila memohon.
“ tapi kondisi kamu masih lemah
shil, kamu harus banyak istirahat kata dokter, nanti aja ya kalo udah sembuh. “
– ucap papanya shila.
“ plis. Aku janji nggak akan lama..
Cuma liat sebentar nanti aku langsung pulang “ - ucap shila
“ yaudah boleh, tapi inget, jangan
lama lama yaaa “ – jawba mamanya shila
Aku pun segera membawa shila ke
mobil, dan bergegas untuk segera menuju ke pantai. Kebetulan jarak dari rumah
sakit ke pantai tidak terlalu jauh, hanya butuh waktu sekitar 15 menit untuk
sampai kesana. Aku pun mengendarai mobilku bersama shila, aku bahagia sekali
bisa melakukan sesuatu yang bisa membuatnya tersenyum kembali. Ternyata,
membuat orang senang itu ada rasa kepuasan tersendiri ya dihati.
Beberapa menit kemudian, kami pun
sampai di pantai, shila duduk di kursi roda nya. Dan aku mendorongnya dari
belakang, kami melihat sunset. Dan keceriaan itupun terlihat kembali dari
matanya.
“ waaahh indah ya ndre sunset nya,
dunia ini indah banget ya. Gue jadi kangen sama Sang pencipta, rasanya pengen
cepet cepet menemui-Nya.. “ – ucap shila
“ iya indah banget, makanya lo
harus sembuh, biar kita bisa sering sering kesini.. “ – jawbaku
Kami pun samasama manikmati sore
itu, dan sama sama terdiam. Aku tetap berdiri di belakang shila yang tengah
duduk dikursi roda.
“ ndre, nanti coba deh elo buka tas
gue di rumah, disitu ada sesuatu buat lo. “ – ucap shila
“ oya? Apa shil ? duh elo nih ada
ada aja dehh, oiya, udah jam 6 nih ayuk balik nanti keburu malem, “ – jawabku
“ nanti dulu ah, gue mau menikmati
senja yang indah inii… “ – ucap shila..
Lalu dia pun terdiam, dan tiba tiba
shila merintih..
“ ndre.. dingin.. andre.. dingin
banget ndre.. andre.. aku mau pulang.. “ – ucapnya sambil merintih.
Aku pun panik, aku takut terjadi
apa apa padanya, aku pun reflek memeluknya, namun dia terus merintih
kedinginan. Padahal dia sudah mengenakan jaket yang cukup tebal.
Aku terus memeluknya, berusaha
membuatnya untuk merasa lebih hangat. Syukurlah, dia tidak merintih lagi,
mungkin sudah merasa lebih hangat dari yang tadi.
“ nah, udah nggak dingin kan shil?
Yuk kita pulang..” – ucapku masih dalam pelukannya,
Namun shila tak menjawabnya, aku
memanggil namanya kembali namun ia tak menjawab. Hingga akhirnya aku pun
melihat matanya sudah terpejam, dan terlihat jelas ketenangan dari wajahnya.
Aku pun tersadar, shila kini sudah pergi..
Aku pun histeris dan berteriak
sekencang mungkin..
“ shilaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa…”
Sekarang, dia benar benar telah
pergi.. pergi dalam pelukanku, namun untuk selamanya..
***
“ andre.. ada temen kamu nih.. “ –
ucap mamaku membuyarkan lamunanku tentang beberapa waktu itu. Aku pun bergegas
keluar, rupanya Andina, adiknya shila.
“ eh andin, ada kabar? Ada apa nih
malem malem kesini ? “ – tanyaku
“ aku mau nyampein ini, aku nemuin
ini di tas kak shila. Tadi aku lagi bongkar bongkar tasnya, terus aku temuin
ini, “ – jawab andina sambil memberikan sebuah kotak kado.
“ wah makasih banget yaa. Salam
buat mama papa ya dek “ jawabku
“ Iya kak, aku pamit pulang yahhh “
Andina pun pulang. Aku pun segera
membuka kado tersebut. Aku sangat kaget saat melihatnya rupanya itu adalah
sebuah bingkai yang isinya sebuah sketsa wajah ku yang ia gambar sendiri dengan
tangannya. Sangat bagus. Aku pun membaca surat yang juga tertempel
dibelakangnya..
Untuk
yang terkasih, andre..
selamat
ulang tahun ndre. Maaf telat ngucapinnya. Mungkin aku bukan orang pertama yang ngucapin
ini. Mungkin juga aku bukan orang pertama yang hadir dihati kamu, mungkin juga
aku bukan seseorang yang berarti dimata kamu. Tapi semoga suatu saat kamu sadar
kalo aku sayang banget sama kamu. Maaf aku ngga bisa kasih apa apa, tapi gambar
ini aku buat sendiri, jadi maklumin yaaaa kalo jelek hehe.
Ohiya,
maaf juga buat sikapku selama ini, mungkin aku sering bikin kamu risih, jujur
aku ngga ada maksud apa apa. Aku Cuma sekedar memberikan perhatianku aja buat
orang yang aku sayangin, sebelum semuanya terlambat. Karna aku sadar, aku nnggak bisa lama disini.
Mungkin saat kamu baca surat ini, aku udah pergi jauh.. aku udah tenang ndre
disini.. dan kamu pasti juga tenang karna nggak ada yang bikin kamu risih lagi
kayak kemarin kemarin, maafin aku ya ndre kalo perhatianku terlalu berlebihan..
Ndre..
aku sayang banget sama kamu.. aku boleh kan minta satu permintaan ? untuk yang
pertama dan terakhir..
Aku
pengen liat kamu punya pacar yang baik dan bisa bikin kamu bahagia, kalo kamu
udah nemuin orangnya, jangan pernah kamu sia siain ya ndre.. jaga dia terus
selagi dia masih bisa bersama kamu. Jangan jatuh kedalam lubang yang sama ya
ndre. Karna keinginanku melihat kebahagiaanmu.
Dari yang mengasihimu,
Shila Naomira
Kututup surat itu. Sungguh ini membuatku merasa terpukul,
mengapa aku harus kehilangan orang yang selama ini selalu ada untukku. mengapa
aku tak diberi kesempatan untuk membahagiakannya. Mengapa aku tak diberi
kesempatan untuk membalas semua kebaikannya..
aku menyesal.. menyesali segala
yang pernah terjadi.. mengapa aku dulu mengecewakannya.. mengapa aku dulu tega
melukainya.. kenyataannya sekarang aku mulai mencintainya, namun ternyata
takdir berkata lain, disaat aku mulai mencintainya, dirinya kini telah tiada.
Untuk selamanya..
mulai saat ini, aku berjanji, aku
tak akan menyia nyiakan orang yang pernah ada dalam hidupku, aku tak akan
pernah mengecewakan mereka.. aku tak ingin mengulang kesalahan yang sama. Aku
tak ingin kehilangan orang yang sangat tulus mencintaiku untuk yang kedua
kalinya. Semoga Tuhan memberikan ku kesempatan kedua untuk menemukan cinta
sejatiku. Mungkin shila bukan cinta sejatiku, namun shila akan tetap hidup
didalam hatiku..
to be
continue …
Komentar
Posting Komentar