Aku Kapten Jiwaku #Cerpen
Aku Kapten Jiwaku
Disebuah desa yang kecil, ada seorang ibu yang tinggal
bersama seorang anak perempuannya. Anak perempuan nya berumur 7 tahun, dan ibu
tersebut hanyalah seorang tukang sayur yang penghaslannya tidak seberapa.
Pada suatu hari, sang ibu memecahkan celengannya dan
menghitung uang yang terdapat dalam celengan tersebut. anak itu yang bernama
nina pun mendengar kemudian nina menghampiri ibunya dan berkata “bu,, kenapa
dipecahkan celengannya ?” tanya nina
dengan bingungnya. Kemudian sang ibu pun menjawab
“semua uang ini untuk
mendaftarkan kamu sekolah nak. Sudah waktunya kamu masuk sekolah dasar.” Jawab
ibu itu. Kemudian anak itu menjawab “tidak usah bu, uangnya untuk makan
keseharian kita saja, atau untuk ibu jualan. Nina masih bisa belajar sendiiri
kok bu..” jawab anak itu sambil memeluk ibunya. Kemudian sang ibu mengelus elus
kepala anak tersebut dan berkata “nak, bagaimanapun keadaan kita, kamu harus
tetap sekolah. kamu harus tumbuh menjadi anak yang pintar dan bisa dibanggakan.
Jangan seperti ibu yang tidak sekolah. kamu harus bsa menjadi lebih baik lagi.
kelak, kamu harus menjadi orang yang sukses dan ketika kamu sukses, kamu tidak
boleh sombong, kamu harus bisa membantu orang2 kecil seperti orang orang
dikampung ini. Kamu mengerti kan nak? “
jawab ibu dengan lembutnya.
Anak itupupun mengangguk dan kembali memeluk ibunya.
Seminggu kemudian sang ibu membawa anaknya ke kota dan menyekolahkannya. Nina
pun sekarang sudah bersekolah berkat kerja keras ibunya yang sangat ingin
anaknya menjadi orang yang berhasil. Hari hari berlalu, Nina tumbuh menjadi
anak yang cerdas, rajin, dan rendah hati.
Waktu pun terus berlalu, Nina berhasil menyelesaikan
pendidikannya hingga ia lulus SMA, bahkan mendapatkan beasiswa kuliah di
universitas ternama di kota. Namun saat itu sang ibu terkena sakit parah. Nina
yang hidupnya sangat kekurangan tidak bisa membawa ibunya kerumah sakit yang
lebih layak, di desa pun hanya ada puskesmas yang tidak bias menangani penyakit
yang di derita ibunya. Hingga akhirnya sang waktu pun datang, waktu dimana ibu
harus kembali ketempat asal dari segala asal. Nina menangis sejadi jadinya.
Dipeluknya ibu yang kini sudah tak bernyawa.
Beberapa minggu kemudian, nina pun mengambil beasiswa yang
diterimanya itu dan melanjutkan pendidikan di jurusan kedokteran dengan tekad
ingin menjadi dokter dikampungnya, danbn mendirikan rumah sakit agar warga desa
tidak kesusahan jika membutuhkan dokter.
Bertahun tahun nina belajar, hingga akhirnya dia lulus dan
sudha menjadi dokter.satu tahun membuka praktek di kota, kemudian Nina pun
pulang ke desa dna mendirikan klinik di desanya. Dengan harapan tak ada lagi
yang seperti ibunya..
Yah begitulah hidup. Mau jadi apa kita kedepannya, kitalah
yang menentukannya. Kita adalah kapten dari hidup kita masing-masing. Dan yang
terpenting adalah bukan apa yang kita miliki, tapi apa yang bisa kita berikan
untuk kepentingan orang banyak, yaitu masyarakat. Karna sebaik baiknya orang,
ialah yang bermanfaat bagi orang lain.
Komentar
Posting Komentar