SEBUAH CINTA UNTUKNYA #Cerpen



Sebuah Cinta Untuknya


Suasana pagi itu masih sepi, aku melangkahkan kakiku menaiki anak tangga menuju ruang kelas yang terletak dilantai tiga. Waktu menunjukkan pukul 05.30, wah aku kepagian rupanya. Sesampainya dikelas akupun segera menaruh tas dan bergegas keluar untuk menikmati udara segar didepan koridor yang langsung menghadap ke air mancur yang berada tepat ditengah tengah bangunan sekolahku yang berbentuk persegi panjang, lengkap dengan pohon pohon hijau mengelilingi sekolahku yang menambah suasana pagi itu cukup rimbun dan sejuk. Pantas saja sekolahku disebut satu satunya Green School di Jakarta.
Kututup mataku sambil kurentangkan kedua tanganku kesamping dan badanku tepat menyentuh besi pembatas. Aku bisa merasakan angin seakan mengalir lembut dibelakang telingaku hingga akirnya akupun tersadar dan kembali membuka mataku. Kudapati seorang gadis sedang berjalan menaiki tangga dan berhenti dilantai 2 tepat didepan lab computer yang masih sepi. Gadis itu sangat cantik, kepalanya dibalut dengan kerudung putih yang membuatnya terlihat semakin bersih. Matanya teduh. Namun wajahnya terlihat sedikit murung. Akupun bergegas untuk menghampirinya, lumayan ada temen ngobrol daripada harus sendirian. 

“ hai, sendirian aja ? “ – ucapku 

Dia hanya tersenyum dan matanya kembali menerawang kedepan. Akupun memberanikan diri duduk disampingnya dan tetap diam. Kemudian aku menyodorkan tanganku untuk mengajaknya berkenalan. Dan diapun membalasnya tanpa mengeluarkan sepatah kata.
“ kamu anak kelas 10 juga ya? Aku baru liat kamu.  Kenalin, namaku miko. “ – ucapku sekali lagi.
Dia hanya tersenyum dan mengambil sebuah notes kecil dan pulpen yang ada disakunya kemudian menuliskan sebuah nama yang ia tunjukkan padaku, disitu tertulis “aku aisya” .

Akupun mengerti, mungkin dia tunawicara sehingga tidak menjawab pertanyaanku sedari tadi, dan akhirnya menuliskan namanya diselembar kertas.
“ kelas 10 apa aisya? “ – tanyaku sekali lagi
Aisya tidak menjawab, matanya kemudian bergerak dan melirik kearah ruang kelas yang kutau itu adalah kelas internasional.
“ oh, anak kelas inter ya ? “ – tanyaku
Dia mengangguk dan tersenyum lagi. Sumpah senyumnya cantik sekali, bak bunga bunga yang baru saja merekah.
Tanpa kusadari, koridor sekolah sudah mulai ramai siswa-siswi dan guru guru. Akupun pamit untuk kembali kekelas ku dan aisya membalas mengangguk dan tersenyum.
***
Sejak saat itu aku sering sengaja dateng pagi pagi kesekolah hanya agar bisa bertemu aisya, hamper setiap pagi aku dan aisya duduk di depan lab computer sambil bercerita-cerita dan aisya selalu menjadi pendengar yang baik. Sejak saat itu, aku semakin tertarik pada aisya, dia seseorang yang sangat baik dan sopan. Aisya selalu tertawa jika aku menceritakan hal hal yang lucu, dan kadang aku suka sekali melihat aisya menulis di notes kecil yang selalu dibawanya sebagai alat untuk mempermudah ia berkomunikasi.

Entah kenapa aku sangat nyaman dengan aisya, padahal aku bukan tipe orang yang mudah untuk dekat dengan perempuan. Namun dengan aisya, rasanya terasa berbeda. Aku menghabiskan hari hariku disekolah bersama aisya, terkadang aisya membantuku mengerjakan tugas tugas sekolah, rupanya aisya sangat cerdas, wajar dia masuk kelas internasional, tak sepertiku yang hanya siswa kelas regular, itupun regular dengan peringkat terakhir. Aisya membuat hari hariku menjadi lebih bermakna, dia selalu ada untukku, terkadang dia membawakan buku buku catatannya untukku pelajari, ataupun sekedar menuliskan rumus rumus matematika di buku catatanku. Aisya juga sering mengajarkanku mengerjakan soal trigonometri yang sangat membuatku pusing tujuh keliling, walaupun hanya dengan tulisan, namun entah kenapa aku selalu mengerti bila diajarkan dengan aisya. Nilai nilai kupun naik menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Hari hari pun berlalu, aku dan aisya semakin dekat. Terkadang kita sering pergi duduk di tepi danau untuk sekedar mengerjakan tugas ataupun mendengarkanku bercerita. Aku pun semakin tau bahwa aisya tidak memiliki teman dekat, untuk itulah aku bersedia menjadi teman dekat yang selalu ada untuknya. Entah kenapa, semakin hari aku semakin bergantung pada aisya. Dan tanpa kusadari aku memiliki rasa yang entah bagaimana aku mendeskripsikannya, aku selalu ingin melihat senyumnya, memandang wajahnya, atau hanya sekedar memperhatikannya saat menulis. Akupun mengakui bahwa aku mulai mencintainya.
***
Hari ini adalah hari ulang tahun aisya, aku pun sudah menyiapkan suatu pesta kecil kecilan di tepi danau untuk aisya,  hanya dengan sebuah karpet kecil dan kue ulang tahun serta bunga bunga yang kuhias disetiap sudut karpet cukup membuat suasana sore itu begitu indah. rencananya akan kuungkapkan perasaanku sore ini karna aku tau pasti aisya akan datang ketempat ini. Karna dia pernah bilang bahwa dia menyukai tempat ini karna suasananya yang tenang. Aku tak peduli jika ini terlalu cepat, yang jelas aku benar benar tak bisa memendamnya terus terusan.

1 jam kemudian, aku melihat aisya berjalan kearahku, aku segera menghampirinya agar dia tidak langsung melihat tempat yang sudah kuhias ini, aku pun segera menghalangi jalannya dan menutup matanya dengan penutup yang kubawa. Aisya kaget namun aku segera menuntunnya ketempat yang sudah kusiapkan. Sesampainya, aku segera membuka penutup mata aisya dan kudapati aisya tersenyum haru.. matanya berkaca kaca, senyumnya semakin merekah saat ku bawakan kue dengan lilin yang sudah menyala didepan wajahnya. Aisya pun meniup lilin dan kulihat matanya berbinar binary seakan dia sangat bahagia.
Setelah itu kuberanikan diri untuk mengutarakan perasaanku terhadapnya, perasaan yang membuatku selama 2 bulan ini merasa seperti nano nano.

“ aisya, terimakasih buat selama ini ya kamu slalu ada disamping aku dan bikin hari hariku jadi lebih baik. Kamu baik banget aisya, kalo boleh jujur, aku sayang sama kamu aisya. Mungkin ini terlalu cepet, tapi aku gak bisa memendam perasaan ini lama lama is. Aku bener bener jatuh cinta sama kamu. Aku pengen kita lebih dari sekedar temen.. dan asal kamu tau, ini pertama kalinya aku ngerasain hal seperti ini yang aku rasa inilah yang namanya cinta , karna aku belum pernah deket dengan perempuan sebelumnya."

Aisy pun tertegun memandangku. Aku menatapnya dalam dalam, berharap aisya mengangguk untuk member jawaban. Namun aisya malah mengalihkan pandangan kebawah dan kulihat air mata mengalir dari ujung matanya, air mata yang membasahi pipi gadis itu sungguh membuatku merasa bingung. Aku tidak suka melihat perempuan menangis. Akupun memberanikan diri untuk mendekap aisya dipelukanku, kuhapus air matanya yang kini mulai mengalir deras dipipinya. 

Setelah kupikir aisya sudah merasa tenang, aku memandangnya kembali. Aisya menggelengkan kepalanya seakan berkata tidak. Matanya terlihat sendu seakan ada masalah yang ingin ia pendam. Akupun mengerti, dan kembali kudekap wajahnya dipelukanku sambil kukatakan
“ gapapa kok kalo kamu gak bisa, aku bisa mengerti. Kamu jangan nangis lagi ya… kita akan tetep seperti ini kok. Aku akan tetep jadi temen deket kamu. “ – ucapku sambil kuusap kepalanya yang dibalut dengan kerudung berwarna pink.

Setelah itu, aku mengantarkan aisya pulang dan akupun kembali kerumah dengan perasaan sedikit kecewa.
Namun aku mengerti, mungkin ini terlalu cepat untuk aisya, jadi dia gak bisa nerima aku sekarang.
Mungkin dilain kesempatan aku bisa meyakinkan dia untuk mau menerima perasaanku. Yah siapa yang tau?
***
Hingga esok harinya, aku segera menuju lab computer tempat aku biasa bertemu dengan aisya, kulihat sebuah notes yang biasa dibawa aisya berada di bangku tersebut membuatku ingin membuka notes tersebut. Akupun memberanikan diri untuk membukanya dan kudapati tulisan :

Aku tau kau pasti akan datang kesini..
Maafkan aku miko, mungkin kau bertanya Tanya mengapa aku datang dan pergi dengan tiba-tiba.
Namun satu hal yang harus kau tau, aku datang bukan tanpa tujuan, dan pergi bukan tanpa pesan. Aku tak bisa menerima cintamu kemarin pun bukan tanpa alasan.
Kau harus tau miiko, aku juga mencintaimu. Sejak pertama kali kau hadir dalam hidupku yang singkat.
Hanya saaja aku tak mungkin bisa terus bersamamu. Aku harus pergi lagi miko, aku harus kembali ke tempat dimana aku seharusnya berada.
Aku tau kau pasti bingung mengapa aku ada.
Bukan maksudku mempermainkan perasaanmu miko, tapi aku datang untuk mencari sesuatu yang selama ini aku impikan namun tak pernah tersampaikan. Dan semenjak bertemu denganmu, aku bisa mendapatkannya dan merasakan sesuatu yang selama ini aku impikan..
Terimakasih atas ketulusanmu miko, kau berikan rasa yang indah dalam hatiku yang membuatku kini bisa pergi dengan tenang. kelak kau akan tau siapa aku sebenarnya. Sekali lagi kukatakan, aku hanya ingin merasakan sesuatu yang selama ini aku impikan. Rasa yang juga dialami seperti orang orang lainnya..
-          Aisya putri –

Kututup notes itu dan kumasukkan kedalam saku kemejaku. Tanpa kusadari, air mata menetes dipipiku. Sakit sekali rasanya. Ini pertama kalinya akuu merasakan cinta dan sakit diwaktu yang bersamaan.  Namun aku juga tak ingin menyalahkan siapapun, biarlah ini menjadi kisah hidupku sendiri dan cukup hanya aku dan tuhan yang tau. 

Akupun melanjutkan hari hariku seperti biasanya. Dan sejak saat itu, aku tak pernah melihatnya lagi.. mungkin kemarin adalah hari terakhirku bertemu dengannya.. dia pergi tepat dihari ulangtahunnya.
Dan lama kelamaan akupun tau bahwa 2 tahun yang lalu, pernah ada seorang siswa yang meninggal pada saat sedang ujian karna sakit yang dideritanya. 

Kini akupun mengerti, bahwa terkadang ada sesuatu yang bisa tinggal didalam hati kita namun tidak dalam kehidupan kita. Aku sempat bertanya-tanya mengapa harus aku yang mengalami ini, mengapa tidak dengan teman yang lainm batinku. Dan kudengar seseorang berbisik

“ karna kau orang yang baik miko.. “
Suara itu terdengar samar samar namun cukup jelas.
Entahlah.. akupun tersenyum.. dan siapapun kau aisya, terimakasih sudah menjadi cinta pertamaku dan orang yang berarti dalam kehidupanku walau hanya sebentar saja..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kepingan Hati Yang Hancur

Naskah Drama Musikal " Kita Satu Dengan Segala Perbedaan "

Story of D'DAFIKAT 02-09-2009