TERLAMBAT #Cerpen
Terlambat
Aku melangkah dengan tergesa-gesa
melewati lobby dan bergegas menaiki tangga hingga ke lantai 5 dikarenakan lift
sangat antri. Aku terlambat masuk kelas, waktu sudah menunjukkan pukul 08.20,
aku sudah terlambat 20 menit. Bisa bisa aku tidak diperbolehkan masuk kelas.
Sesampainya didepan kelas, akupun segera masuk karena pintu tidak ditutup. Aku
segera menuju tempat duduk yang kosong. Syukurlah pak dosen tidak menegurku,
mungkin dia memaklumi karena diluar sedang hujan deras. Akupun mengikuti pelajaran
seperti biasanya. Kutengok Elsyahdan yang berada disampingku, rupanya dia
sedang serius memperhatikan pak dosen menjelaskan. Elsyahdan pun menengok
kearahku, matanya sendu. Kemudian beralih lagi ke papan tulis. Aneh, tumbenan
elsyahdan diem, biasanya bawel banget kalo aku dateng telat. Hemm yasudahlah
mungkin dia galau hihi.
Waktu pelajaran pun berlalu.
Setelah mengikuti matakuliah pengantar bisnis selama hampir 3 jam, aku segera
menuju secretariat BEM FE. Karena hari ini aku harus dateng rapat. Sesampainya
dipintu secret aku melihat Dina juga baru datang, wah lumayan ada temen
terlembat hihi jadi gak salah salah banget kalo disalahin seenggaknya ada
barengannya. Akupun segera menghampiri dina dan melangkahkan kaki masuk kedalam
secret bersama dina,.
“assalamulaikum, sori kak telat.
“ ucap aku dan dina
“ yaudah sana duduk. “ – ucap kak
febri
Aku pun segera duduk disamping Dina
dan Kak Yuri. Kusapa kak yuri namun kak yuri sedang focus mendengarkan kak
febri berbicara. Aneh. Mengapa semua orang hari ini aneh. Elsyahdan tumben
tumbenan gak ngajak aku bercanda. Anak anak dan kaka senior juga tumben mukanya
gelisah banget. Akupun memakluminya mungkin karna ini sudah h-1 event.
Setelah rapat selesai, akupun
segera menghampiri Farid yang sedang duduk termenung didepan secret sambil
memegang selembar foto, kemudian segera memasukannya kedalam dompet. Di foto
itu terlihat dua orang sedang tersenyum bahagia. Orang pertama adalah seorang
gadis, gadis itu tersenyum memandang laki-laki yang ada disampingnya dengan
tangan kiri memegang pinggang laki-laki itu. Sedangkan yang laki-laki wajahnya
sedikit tertawa sambil melihat kearah kamera. Tangan kanannya merangkul pundak
sang gadis. Tergambar jelas keceriaan yang ada diwajah mereka berdua. Tampak
jelas juga bahwa sang gadis spertinya sangat mencintai laki-laki itu.
Akupun menyapa Farid yang tengah
asik menyendiri..
“ Farid. Ngapain sendirian?? siang-siang
bengong..” – ucapku sambil mengambil posisi duduk tepat disampingnya. Akupun
menyandarkan kepalaku dibahunya yang sedang menyender pada tembok yang ada
didepan secret. Rasanya senang sekali bisa berdua dengan farid. Aku sangat
menyayanginya. Aku sangat menyayangi laki-laki yang berada disampingku ini,
tapi.. apakah dia juga merasakan hal yang sama ? entahlah..
Dan tiba-tiba farid pun berbicara
dengan pandangan mata yang terus menerawang kedepan..
“aku bodoh.. Aku gak pernah
ngertiin perasaan dia. Aku selalu mikirin gengsi gengsi dan gengsi.. aku selalu
sibuk dengan kegiatanku. aku gak pernah mau mengakui kalo selama ini, sebenrnya
aku juga sayang sama dia. Aku jahat.. aku gak pernah peduli sama dia padahal
dia yang selalu ada disamping aku. dia yang selalu support aku. dia yang selalu
ada disaat aku butuh seseorang...” – ucap Farid
Kulihat air mata mulai mengalir diujung
mata Farid. Ini pertama kalinya kulihat ia menangis. Sejenak ada rasa sedih
dalam hatiku melihat Farid menitikan air mata. Ingin sekali kuhapus air matanya
namun farid sudah menghapusnya lebih dulu. Aku masih duduk sembari menyandarkan
kepalaku dibahunya, nyaman sekali. Rasanya aku ingin waktu berhenti sejenak
tepat dimomen itu.. momen sekedar dimana aku bisa duduk berdua dan melepas
lelahku dibahunya. Aku sangat mencintaimu rid..
Baru saja ingin kuusap rambutnya,
tiba-tiba Sinta datang menghampiri kami dan berdiri dihadapan Farid.
“ gimana ? udah dapet kabar lagi ?
“ – Tanya Farid
“
udah sampe Jakarta katanya. Sekarang udah dirumah. “ – ucap Sinta
Farid hanya terdiam dan memandang
Sinta dengan tatapan sendu.
“ belum sempet ngomong emang ? “ –
Tanya Sinta
Farid menggelengkan kepala.
“ udah terlambat. “ – jawab Farid
singkat.
“ jangan disesalin, dia pasti
ngerti. lebih baik kita segera kesana. “ – ucap Sinta sambil memupuk pundak
farid.
Farid pun berjalan bersama Sinta
menghampiri teman-teman yang lain yang sudah berada di parkiran. Dan pergi
meninggalkanku seorang diri.
Komentar
Posting Komentar